Hai..

Disini tempat untuk cuap-cuap dan berceloteh riang tentang segala hal.... tentang apa yah?? ;)
Powered By Blogger

Thursday, April 23, 2009

Misteri Lukisan Darah di Kokas

MENGUNJUNGI Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, laksana mengunjungi sebuah kota tua. Di wilayah distrik ini terdapat situs kuno yang menyimpan keajaiban dengan misteri di dalamnya. Tak hanya menarik, tapi juga mengundang orang untuk datang menjumput keelokannya.

kokas

Lukisan tebing yang merupakan situs kuno Kokas di Andamata, Distrik Kokas, Fak-Fak, Papua Barat. Lukisan ini merupakan peninggalan jaman prasejarah

Salah satu situs kuno yang terkenal di Kokas adalah lukisan di tebing bebatuan terjal. Oleh masyarakat setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa disebut Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini bisa dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras.

Lantas, apa keunikan lukisan berupa gambar telapak tangan manusia dan binatang di dinding tebing tersebut? Meski sudah berabad-abad lamanya, lukisan yang dibuat dengan pewarna dari bahan-bahan alami tersebut masih tetap terlihat jelas hingga saat ini. Warna merah pada lukisan tebing ini juga menyerupai warna darah manusia. Oleh karenanya masyarakat setempat juga sering menyebut lukisan tersebut sebagai lukisan cap tangan darah.

Bagi masyarakat setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. Nenek ini meninggal saat terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ia tumpangi.

Dari seluruh penumpang di perahu itu, hanya nenek ini yang meninggal. Konon tak ada satu pun penumpang di atas perahu yang berusaha membantu sang nenek untuk menyelamatkan diri. Merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor mengutuk seluruh penumpang perahu yang berusaha menyelamatkan diri di atas tebing batu. Karena kutukan tersebut seluruh penumpang dan hasil-hasil laut yang dibawa seketika berubah menjadi lukisan tebing.

Di lokasi lukisan tebing ini Anda juga bisa menyaksikan kerangka-kerangka tulang manusia. Kerangka ini dipercaya merupakan kerangka leluhur atau nenek moyang masyarakat Kokas. Pada zaman dahulu masyarakat di sini memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing batu, gua, tanjung ataupun di bawah pohon besar yang dianggap sakral.

kokas-1

Tulang tengkorak terdapat di tebing di Andamata, Distrik Kokas, Fak-Fak, Papua Barat. Tulang tengkorak manusia ini adalah sisa kebiasaan masyarakat setempat yang tidak menguburkan jazad leluhur melainkan meletakkannya di tebing batu, gua, tanjung ataupun di bawah pohon besar yang khusus atau dianggap sakral.


kokas-2

Lukisan tebing yang merupakan situs kuno Kokas di Andamata, Distrik Kokas, Fak-Fak, Papua Barat

Tertarik menelusuri jejak prasejarah di Kokas? Dari terminal Fakfak Anda harus menempuh perjalanan darat menuju Kokas menggunakan angkutan luar kota. Jarak Fakfak-Kokas sejauh 50 kilometer akan ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam. Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 25.000 per orang, sekali jalan.

Tiba di Kokas, perjalanan masih harus dilanjutkan menggunakan longboat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Jika air sedang pasang, Anda bisa naik ke tebing dan menyaksikan lukisan ini dari dekat. Namun, jika air surut, keindahan lukisan tebing ini hanya bisa dinikmati dari atas longboat.

Sumber

Misteri Tumpukan Batu Stonehenge

Stonehenge, adalah salah satu misteri alam yang hingga kini belum terpecahkan. Bagaimana dan untuk apa lingkaran batu raksasa itu dibuat hingga kini tak ada yang tahu.

Stonehenge merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia purba pada zaman Perunggu dan Neolithikum yang terletak berdekatan dengan Amesbury sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury Plain, Propinsi Wilshire, Inggris.

Stonehenge merupakan Monumen Neolitik yang berbentuk tumpukan batu besar yang berdiri dan berjajar melingkar, yang dikenal sebagai megalit. Istilah Stonehenge sendiri berasal dari bahasa Inggris kuno stanhen gist, yang artinya batu-batu bergantung. Di sekitar batu-batu tersebut terdapat celah parit atau lekukan yang mengelilingi Stonehenge.

Stonehenge sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya, yaitu 10 meter dengan masing-masing batu mempunyai berat 26 ton), semua batu tegak tersebut disusun dengan bentuk tegak melingkar yang dikenal sebagai megalithikum.

Masih banyak kontroversi tentang kapan dibuatnya monument tersebut. Sebagian besar arkeolog berpendapat bahwa tempat tersebut dibangun sekitar tahun 2500 SM dan 2000 SM. Namun melalui lekukan tempat dasar pembuatan monumen tersebut, diketahui dibangun sekitar abad 3100 SM.

Walaupun seusia dengan zaman Neolithikum yang menyerupai Stonehenge, Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik. Tempat ini dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986.

Di dalam 30 lingkaran batu besar tadi, juga masih terdapat sekitar 30 batu dengan ukuran yang lebih kecil yang dinamakan Lintels, yang disusun dengan bentuk melingkar juga.Tapi pada saat ini kebanyakan batu-batu tegak tadi telah terkikis dan jatuh.

Stonehenge terdiri dari batu-batuan yang disusun berdiri dan bertumpuk dengan pola melingkar. Di bagian pertama monumen Stongehenge terdapat lingkaran parit yang diameternya sekitar 115 meter dengan sebuah pintu gerbang di bagian timur laut. Di bagian luarnya terdapat sekitar 59 lubang yang dikenal sebagai lubang Aubrey (karena ditemuka oleh John Aubrey, ahli purbakala).

Beberapa lubang dan batu yang ada di sekitar Stonehenge dikenali juga sebagai tempat pemakaman. Selain adanya anggapan tempat tersebut dibuat sebagai tugu pembantaian oleh Hengist, dipercaya juga bahwa pada Zaman Perunggu (sekitar tahun 2.000 hingga 800 sebelum Masehi), Stonehenge memang sempat digunakan sebagai tempat upacara penguburan jenazah kepala wilayah setempat.

Banyak orang yang bertanya, mengapa bentuk lingkaran batu di Stonehenge dibuat semacam itu. Bentuk Stonehenge itu diyakini memiliki makna astronomi tertentu, dan dibangun berdasarkan pertimbangan yang matang dan akurat. Misalnya saja, sudut-sudut tertentu bisa dipakai untuk meneliti tentang posisi matahari dan bulan.

Prasejarah

Menurut Arkeolog inggris, Richard Jhon Coplan Atkinson (1950), Stonehenge kira-kira dibangun sekitar 5000 tahun silam, pembangunannya sendiri dibagi menjadi beberapa fase (I, II, IIIa, IIIb, dan IIIc). Tentunya dengan banyaknya tahapan fase dalam pembangunan Stonehenge, menunjukkan bahwa bangunan tersebut memerlukan waktu yang sangat lama dalam pengerjaannya, mulai dari pengangkutan batunya sendiri sampai tahap pengukiran pada setiap batunya.

Penemuan diketahui adanya ukiran disetiap batu Stonehenge, hal ini baru diketahui oleh para peneliti baru-baru ini. Menurut seorang Arkeolog, Tom Goskar, dengan metode scaning laser, ukiran-ukiran pada batu tersebut baru akan terlihat. Jika dengan mata telanjang tidak akan terlihat. Tentunya dengan ditemukannya bentuk-bentuk ukiran pada bebatuan, setidaknya bisa memberikan secercah harapan untuk menguak kegunaan Stonehenge pada masa lalu.

Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama 2.000 tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya sesosok mayat seorang Saxon yang dipancung dan dikebumikan di tugu peringatan tersebut, dan kemungkinan mayat tersebut berasal dari abad ke-7 M.


Stonehenge I

Monumen pertama terdiri dari lingkaran tebing bulat dan parit berukuran 115 meter (320 kaki) diameter dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Fase ini adalah sekitar 3100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang, dikenal sebagai lubang Aubrey untuk memperingati Jhon Aubrey, arkeolog abad ketujuh belas yang merupakan orang pertama yang mengetahui lubang-lubang tersebut.

Dua puluh lima dari lubang Aubrey diketahui mempunyai perkebumian abu pada dua abad setelah berdirinya Stonehenge. Tiga puluh abu mayat diletakkan di dalam parit kawasan lingkaran dan bagian lain dalam kawasan Stonehenge. Tembikar Neolitikum akhir telah ditemukan bersama-sama ini memberikan bukti tanggal. Sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dilicinkan dikenal sebagai ‘Batu Tumit’ (Heel Stone) terletak di luar pintu masuk.


Stonehenge II

Bukti fase kedua tidak lagi kelihatan. Bagaimanapun bukti dari beberapa lubang tiang dari waktu masa ini membuktikan terdapatnya beberapa bangunan kayu yang dibangun dalam kawasan lingkaran sekitar awal milenium ketiga SM. Beberapa kesan papan yang didapati diletakkan pada pintu masuk. Fase ini sama dengan tempat Woodhenge yang terletak berdekatan.


Stonehenge IIIa

Ekskavasi arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, dua lengkungan bulan sabit dibuat dari lubang (dikenal sebagai lubang Q dan R) yang digali di tengah-tengah lokasi. Lubang tersebut mengandung 80 batu biru tegak yang dibawa dari bukit Preseli, 250 batu di Wales. Batu-batu tersebut dibentuk menjadi tiang dengan teliti, kebanyakan terdiri dari batu jenis dolerite bertanda tetapi juga termasuk contoh batu rhyolite, tufa gunung berapi, dan myolite seberat 4 ton.

Pintu masuk dilebarkan pada masa ini menjadikannya selaras dengan arah matahari naik pertengahan musim panas dan matahari terbenam pertengahan musim semi masa tersebut. Monumen tersebut ditinggalkan tanpa disiapkan, sementara batu biru kelihatannya di pindah dan lubang Q dan R ditutup. Ini kemungkinan dilakukan pada masa fase Stonehenge IIIb.

Monumen ini kelihatannya melebihi tempat di Avebury dari segi kepentingannya pada akhir masa ini dan Amesbury Archer, ditemukan pada tahun 2002 tiga batu ke selatan, membayangkan bagaimana Stonehenge kelihatan pada masa ini. Stonehenge IIIa dikatakan dibangun oleh orang Beaker


Stonehenge IIIb

Pada aktivitas fase berikutnya pada akhir milenium ketiga 74 SM mendapati batu Sarsen yang besar dibawa dari kueri 20 batu di utara di lokasi Marlborough Downs. Batu-batu tersebut dikemaskan dan dibentuk dengan sambungan pasak dan ruas sebelum 30 didirikan membentuk bulatan tiang batu berukuran 30 meter diameter dengan 29 atap batu (lintel) di atas. Setiap bongkah batu seberat 25 ton dan jelas dibentuk dengan tujuan membuat kagum.

Batu orthostat lebar sedikit di bagian atas agar memberikan gambaran ia kelihatan lurus dari bawah ke atas sementara batu alang melengkung sedikit untuk menyambung gambaran bundar monumen lebih awal.

Di dalam bulatan ini terletak lima trilithon batu sarsen diproses dan disusun dalam bentuk ladam. Batu besar ini, sepuluh menegak dan lima batu alang, dengan berat masing-masing hingga 50 ton yang disambungkan dengan sambungan rumit. Ukiran pisau belati dan kepala kapak terdapat di sarsen.

Dalam masa ini, jalan sepanjang 500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk dan mengandung dua pasang tambak selaras yang berparit di tengahnya. Terakhir dua batu portal besar dipasangkan di pintu masuk yang kini hanya tinggal satu, Batu Penyembelihan ( Slaughter Stone ) 4,9 meter (16 kaki) panjang. Hal ini dipercayai hasil kerja kebudayaan Wessex Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM.


Stonehenge IIIc

Selepasnya pada Zaman Perunggu, batu biru kelihatannya telah ditegakkan semula, dalam bulatan antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk ladam di tengah, mengikuti tata layout sarsen. Walaupun ia kelihatannya satu fase kerja yang menakjubkan, pembangunan Stonehenge IIIc dibangun kurang teliti berbanding Stonehenge IIIb, batu biru yang ditegakkan kelihatannya mempunyai pondasi yang tidak kokoh dan mulai tumbang.

Salah satu dari batu yang tumbang telah diberi nama yang kurang tepat sebagai Batu Penyembahan (Altar Stone). Dua bulatan lubang juga digali di luar bulatan batu yang dikenal sebagai lubang Y dan Z. Lubang-lubang ini tidak pernah diisi dengan batu dan pembangunan lokasi peringatan ini kelihatannya terbiarkan sekitar 1500 SM.


Stonehenge IV

Sekitar 1100 SM, jalan raya Avenue disambung sejauh lebih dari dua batu sampai ke Sungai Avon walaupun tidak jelas siapakah yang terlibat dalam kerja pembangunan tambahan ini.


Teori mengenai Stonehenge

Penelitian serius pertama dilakukan sekitar 1740 oleh William Stukeley. Stukeley keliru menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh Druid, tetapi sumbangannya yang terpenting adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi Stonehenge yang membenarkan analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan kepentingannya. Yang menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu yang mempunyai kepentingan astronomi.

Gerald Hawkins, Seorang Profesor Astronomi. Juga mengeluarkan pernyataan bahwa fungsi sesungguhnya dari Stonehenge dimasa lalu adalah sebagai Observatorium Astronomi yang canggih untuk meramalkan datangnya Gerhana Matahari ataupun Bulan (Stonehenge Decoded). Munurutnya, peletakkan setiap batu pada stonehenge mengandung kekayaan informasi untuk menunjang pernyataan tersebut.

Menurutnya, “Jika anda bisa memahami posisi pada setiap susunan batu, maka anda pasti dapat menyimpulkan mengenai kegunaan Stonehenge pada masa lalu”. Para Astronom lainnya juga menemukan siklus 56 tahun Gerhana Matahari dan Bulan dengan cara mendecode setiap batu pada Stonehenge.

Pada setiap batu tegak, merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari, sehingga sangat akurat untuk menunjukkan siklus perhitungan astronomi. Sungguh hebat orang-orang zaman itu.

Bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak dibincangkan dan berdasarkan penelitian bahwa ia mungkin merupakan sebagian dari batu peringatan lebih awal di Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury (Salisbury Plain). Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan mengekalkan dalam bentuk batu, bangunan papan yang bertaburan di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.

Monumen ini diselaraskan timur laut - barat daya dan keutamaan diletakkan oleh pembangunnya pada titik balik matahari dan equinox sebagai contohnya, pada pertengahan pagi musim panas, matahari muncul tepat di puncak batu tumit (Heel stone), dan cahaya pertama matahari ke tengah Stonehenge antara dua susunan batu berbentuk ladam.

Ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Matahari timbul pada arah berlainan pada permukaan geografi tempat berlainan. Untuk penyelarasan itu tepat, ia mesti diperkirakan tepat untuk garis lintang Stonehenge pada 51° 11’. Penyelarasan ini, tentunya dasar bagi reka dan bentuk dan tempat bagi Stonehenge. Alexander Thom berpendapat bahwa lokasi tersebut diatur menurut ukuran yar megalitikum.

Maka sebagian pendapat bahwa Stonehenge melambangkan tempat observatorium kuno, walaupun berapa jauh penggunaan Stonehenge untuk tujuan tersebut dipertentangkan. Sebagian pendapat pula mengemukakan teori bahwa ia melambangkan farah besar (Artikel dari the Observer), komputer atau juga lokasi pendaratan makhluk asing.

Banyak perkiraan mengenai pencapaian mesin diperlukan untuk membangun Stonehenge. Mengandaikan bahwa batu biru ini dibawa dari Wales dengan tenaga manusia dan bukannya oleh gletser sebagaimana dugaan Aubrey Burl, pelbagai cara untuk memindahkannya dengan menggunakan tali dan kayu.

Pada 2001, suatu percobaan untuk mengalihkan satu batu besar sepanjang jalan darat dan laut yang mungkin dari Wales ke Stonehenge. Sukarelawan menariknya di atas luncur (sledge) kayu di daratan tetapi jika dipindahkan ke replika bot prasejarah, batu tersebut tenggelam di Selat Bristol.

Ukiran senjata pada sarsen adalah unik pada seni megalitikum di Kepulauan British (British Isles) di mana desain lebih abstrak, begitu juga batu berbentuk ladam kuda adalah luar biasa bagi kebudayaan yang mengatur batu dalam bentuk bundar.

Motif tersebut biasa bagi penduduk Brittany pada masa itu dan pada dua fase Stonehenge telah dibangun di bawah pengaruh continental influence. Ini dapat menjelaskan pada satu tahap, tentang reka dan bentuk monumen, tetapi pada keseluruhannya, Stonehenge masih dapat dijelaskan dari segala konteks kebudayaan Eropa prasejarah.

Perkiraan mengenai tenaga manusia yang diperlukan untuk membangun pelbagai fase Stonehenge meletakkan jumlah keseluruhan yang terlibat atas berjuta jam manusia bekerja. Stonehenge I kemungkinan memerlukan sekitar 11.000 jam, Stonehenge II sekitar 360.000 dan pelbagai baian bagi Stonehenge III mungkin melibatkan sehingga 1.75 juta jam. Membentuk batu-batu ini diperkirakan memerlukan 20 juta jam manusia menggunakan perkakas primitif yang terdapat pada masa itu.

Mitos dan legenda


Ada beberapa dugaan bagaimana Stonehenge bisa terbentuk. Tulisan pertama yang dibuat pada abad ke-9, menggambarkan bahwa Stonehenge dibangun sebagai tugu peringatan atas 400 bangsawan yang dibunuh oleh Hengist pada tahun 472 karena dianggap berkhianat. Penjelasan tersebut oleh beberapa sejarawan lalu dikaitkan dengan sejumlah dongeng setempat.

Ada juga pendapat yang menghubungkan Stonehenge dengan peran kaum druids (para dukun pada masa itu—red) yang menggunakan tempat tersebut sebagai tempat pemujaan. Bahkan tak sedikit yang percaya bahwa Stonehenge memang ada hubungannya dengan legenda Merlin, penyihir tersohor pada masa itu. Konon, batu-batu itu diterbangkan dari Irlandia dan dijatuhkan oleh penyihir Merlin. Namun pendapat yang menghubungkan dengan praktik perdukunan tersebut banyak dibantah, karena perdukunan belum ada di Inggris hingga tahun 250 sebelum Masehi.

Dugaan lain, tempat itu adalah sebuah candi milik bangsa Romawi, yang dipersembahkan untuk Dewa Cnelus. Sementara yang lainnya mengatakan bahwa Stonhenge didirikan oleh orang-orang Denmark. Hingga akhir abad ke-19 tempat itu lebih sering dihubung-hubungan dengan kepentingan ekpansi Saxon.

Sedangkan dugaan yang lebih ilmiah tentang fungsi Stonehenge adalah tempat yang digunakan untuk mengetahui perhitungan astronomi atau perhitungan kalender. Dari sana, para pengamat astronomi bisa meramal dan menandai berbagai peristiwa penting dalam kalender prasejarah. Misalnya saja untuk mengukur pergerakan matahari, bulan, dan bintang, sehingga waktu pergantian musim akan lebih mudah diketahui.

Batu Tumit (The Heel Stone) pada suatu masa dikenal sebagai Friar’s Heel. Cerita rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ke tujuh belas, menceritakan asal nama batu ini.

Sebagian pendapat mendakwa Tumit Friar (“Friar’s Heel”) adalah perubahan nama “Freya’s He-ol” atau “Freya Sul”, dari nama Dewa Jerman Freya dan (didakwa) perkataan Welsh bagi “laluan” dan “hari matahari” menurut turutan.

Sebuah argumen yang mengejutkan tentang sejarah Stonehenge di kemukakan oleh seorang ahli Sejarah dan Topografi Irlandia, Gerald Wales. Dia menyebutkan bahwa Manusia Raksasa telah membawa batu-batu maha besar tersebut dari Afrika ke Inggris.

Dari struktur geologi pada batu-batu penyusun Stonehenge sendiri memang menunjukkan bahwa batu-batu maha besar itu bukanlah berasal dari wilayah Eropa, karena strukturnya sangat berbeda, namun mirip dengan batu-batuan dari wilayah Afrika.

Stonehenge juga dikaitkan dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata bahwa tukang sihir Merlin telah melakukan pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di mana ia telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut dari Afrika.

Jika Manusia raksasa itu memang ada, seperti yang kita ketahui, pembangunan The Great Pyramid Giza Mesir, katanya juga ada sangkut pautnya dengan para Manusia Raksasa. Bagaimana cara mereka membawa batu-batu berat tersebut? Mungkin hal ini dimungkinkan jika Manusia Raksasa dengan tinggi 7-10 meter yang mengangkut sekaligus menyusun bebatuan tersebut.

Sumber : http://misteridunia.wordpress.com/2008/10/02/monumen-stonehenge/


Selain bentuknya yang unik, hal lain yang masih misterius adalah bagaimana batu-batu raksasa Stonehenge bisa sampai ke Wiltshire. Sebab, jenis batu-batu tersebut dipercaya berasal paling tidak dari Wales, yang letaknya cukup jauh dari sana.

Ada orang yang percaya pada teori bahwa batu-batu itu sampai di Wiltshire akibat gletser . Tapi juga orang yang yakin bahwa batu-batu tersebut memang sengaja dibawa manusia dari Wales. Namun jika batu-batu tersebut memang di bawa oleh manusia, banyak yang menyangsikan batu-batu itu bisa diangkut dari Wales, mengingat ukuran batu yang besar dan medan yang tak terjangkau.

Untuk membuktikan teori yang menyatakan batu-batu tersebut dibawa oleh manusia pada zaman itu, pada tahun 2001 pernah dilakukan uji coba dengan membawa batu raksasa menggunakan tali dan balak, dengan mengarungi jalan darat dan laut dari Wales ke lokasi Stonehenge. Namun percobaan tersebut gagal dan kembali menyisakan pertanyaan bagaimana sebenarnya batu raksasa tersebut bisa sampai ke tempat itu. Untuk mengangkat dan membawa batu-batu raksasa yang beratnya mencapai puluhan ton itu diperlukan ratusan orang. Itulah sebabnya, mengapa sebagian orang menjadi percaya pada mitos bahwa batu raksasa itu sampai di sana karena upaya sihir.

Bayangkan saja, lingkaran batu pertama (yang kini menjadi lingkaran bagian dalam) terdiri dari batu-batu kecil jenis bluestone yang disusun ke atas. Batu-batu itu sepertinya runtuh sebelum selesai dibangun. Batu-batu tersebut dipercaya berasal dari pegunungan Prescelly, sekitar 240 mil dari Wiltshire.

Batu-batu bluestone itu masing-masing beratnya mencapai 4 ton. Untuk membuat lingkaran batu pertama saja paling tidak diperlukan kurang lebih sebanyak 80 batu.

Sedangkan batu-batu sarsen raksasa (yang membentuk lingkaran terluar), masing-masing beratnya mencapai 50 ton dengan jumlah yang lebih banyak lagi.

Misteri lain dari Stonehenge adalah, tiga lapisan tumpukan batu itu tidak terbentuk sekaligus, melainkan setahap demi setahap. Tentu saja, dengan proses yang hingga kini belum diketahui seperti apa pastinya.

Karena misteri dan keunikannya, Stonehenge telah masuk dalam salah satu World Heritages sites UNESCO pada tahun 1986. Stonehenge juga bisa dikunjungi sebagai tempat pariwisata.

Jika dulu para pelancong bisa bebas memasuki wilayah Stonehenge dan boleh menyentuh batu-batu, kini tidak lagi. Lokasi Stonehenge telah dikelilingi tali pembatas sehingga pelancong hanya bisa melihat dari jarak satu setengah meter. Ini untuk mengindari stangan-tangan jahil yang bisa merusak Stonehenge. Meski demikian, keindahan dan misteri Stonehenge tetap membuat banyak orang penasaran untuk berkunjung ke sana.

sumber

Monster Kutub Lebih Ganas dari T-rex



Tyrannosaurus rex
alias T-rex mungkin tak ada apa-apanya dibandingkan seekor reptil raksasa yang pernah hidup di laut Arktik, Kutub Utara, pada zaman Jurassic. Gigitannya diperkirakan sanggup untuk menghancurkan sebuah mobil.

Monster laut yang disebut Predator X ini diperkirakan hidup 147 juta tahun lalu. Fosilnya ditemukan di Svarbald, Norwegia, dan baru digali sebagian tengkoraknya pertengahan tahun 2008.

“Dengan tengkorak lebih dari 3 meter, Anda bisa bayangkan begitu kuat gigitannya,” ujar Joern Hurum, Associate Professor Paleontology Vertebrata di Museum Sejarah Nasional Universitas Oslo yang memimpin penggalian. Giginya saja masing-masing sepanjang 30 sentimeter.

Dengan struktur rahang seperti itu, kalkulasi kekuatannya diperkirakan 10 kali lipat gigitan aligator, buaya, dan hiu yang tekuat saat ini dan empat kali gigitan T-rex. Sementara itu, ukuran tubuh seluruhnya sekitar 15 meter dengan berat 45 ton.

Makhluk tersebut dimasukkan dalam kelompok pliosaur, jenis reptil raksasa pemakan daging berleher pendek. Fosil reptil-reptil raksasa banyak ditemukan di Svarbald, dan ini yang terbesar. Setahun sebelumnya, di kawasan tersebut juga ditemukan fosil pliosaur yang sedikit lebih kecil dan disebut The Monster.

Sumber : http://mosz.wordpress.com/2009/03/22/monster-kutub-lebih-ganas-dari-t-rex/

Menyingkap Legenda Vampir Melalui Biokimia

Tahukah anda bahwa suatu penyakit genetik yang disebut porphyria boleh jadi merupakan pemicu munculnya mitos vampir?
Porphyria
adalah suatu kelainan berupa gangguan pada jalur pembentukan heme, suatu komponen dari hemoglobin yang berperan mengangkut oksigen dalam darah
.

Anemia

Kebanyakan individu ini mengidap anemia karena mengalami gangguan sintesis heme (komponen pembentuk hemoglobin). Penyakit ini disebabkan oleh adanya ketidaksempurnaan dalam jalur pembentukan enzim dari glisin menjadi porfirin, menyebabkan over produksi porfirin yang dapat terkumpul di kulit, cairan tubuh, atau feses.

Bentuk yang paling umum dari penyakit tersebut adalah acute intermittent porphyria. Kebanyakan individu yang terserang biasanya heterozigot dan biasanya tidak menimbulkan gejala spesifik karena satu single copy dari gen normal mampu menyediakan mekanisme biosintesis yang cukup untuk produksi enzim secara normal.

Istilah porphyria ini diambil dari bahasa Yunani, porphura yang berarti pigmen ungu, disebut demikian karena warna ungu yang muncul pada cairan tubuh pasien ketika terserang.

Selain dapat diturunkan secara genetik, penyakit ini bisa dipicu oleh faktor lain seperti penggunaan obat-obatan tertentu, alkohol, kontrasepsi hormon, dan sebagainya. Pada kondisi lingkungan tertentu dan asupan nutrisi tertentu dapat terbentuk δ-aminolevulinate dan porphobilinogen yang menyebabkan gangguan abdominal akut dan disfungsi saraf.

Salah satu bentuk kelainan porphyria adalah dapat membuat kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari, membuatnya rapuh dan mudah rusak. Karakteristik ini dimanfaatkan dalam penelitian pengobatan kanker dimana suatu obat yang diturunkan dari porphyrin disisipkan ke sel kanker, kemudian dipaparkan ke sinar, sehingga membuat melanoma kanker terbakar habis.

Bentuk porphyria lain yang jarang terjadi, akan menghasilkan akumulasi uroporphyrinogen I, suatu isomer dari prekursor protoporphyrin. Zat ini menyebabkan urine berwarna merah, membuat gigi sangat mengkilat jika terkena sinar ultraviolet, dan membuat kulit abnormal jika terkena sinar matahari.

Vampir dan Porphyria

Boleh jadi kondisi genetik seperti inilah yang mengawali adanya mitos tentang vampir. Seseorang yang terkena penyakit ini, membutuhkan banyak darah karena dia mengidap anemia dan dia menghisap darah orang lain di malam hari karena pada siang hari kulitnya mungkin bisa melepuh apabila terkena sinar matahari.

Pada Januari 1964, makalah yang membahas porphyria dan etiologi manusia serigala diterbitkan di Proceedings of the Royal Society of Medicine. Lebih lanjut, pada tahun 1985, David Dolphin mempublikasikan makalahnya yang berjudul “Porphyria, Vampires and Werewolves : The Aetiology of European Metamorphosis Legends”, yang kemudian menuai beragam kontroversi.

Antara lain karena meski penderita porphyria mendapat terapi injeksi heme, bagaimanapun darah yang diminum (seperti yang dilakukan oleh vampir) akan masuk ke sistem pencernaan dan diuraikan.

Polemik lain berkembang yakni pada aspek-aspek seperti sensitifitas terhadap cahaya, dan alergi bawang putih yang ditengarai merupakan bagian-bagian yang ditambahkan oleh industri film pada legenda vampir itu sendiri.

Sumber : http://doublew024002.wordpress.com/2009/03/30/menyingkap-legenda-vampir-melalui-biokimia/

Uniknya Otak Manusia

Tidak hanya penuh dengan misteri yang belum bisa diungkapkan oleh para ilmuwan hingga saat ini, otak manusia pun memiliki berbagai keunikan yang bvelum banyak diketahui orang. Inilah keunikan tersebut:

Otak Pengkomsumsi Energi Terbesar
Walaupun hanya memiliki berat sebesar 2% dari semua berat badan kita, otak membutuhkan 15% dari keluaran jantung dan 20% dari total asupan oksigen ke dalam tubuh. Menariknya, walaupun otak sedang beristirahat, namun kebutuhan akan oksigen tetap ada. Oksigen disuplai oleh tiga arteri utama. Jika salah satunya tersumbat, maka kita akan terkena stroke. Tidak hanya itu, otak juga butuh tengkorak yang khusus dan berukuran besar jika dibandingkan dengan tengkorak lainnya.

Otak Tumbuh Sempurna di Usia 7 Tahun
Pada usia tujuh tahun, ukuran otak telah mencapai 95% ukuran otak orang dewasa. Sejak usia 2 tahun, energi yang dibutuhkan oleh otak sama dengan energi yang dibutuhkan pada orang dewasa. Otak pria juga lebih besar daripada otak wanita. Tapi, bukan berarti bahwa ada keuntungan tertentu bagi mereka yang punya otak lebih besar. Misalnya wanita mempunyai hippocampus yang lebih besar, yang ada kaitannya dengan bau dan ingatan, sementara pria, cenderung punya amygdala dan hypothalamus yang lebih besar, namun tidak diketahui efeknya.

Otak Tidak Merasa Sakit
Ada operasi yang dilakukan pada otak tanpa harus menggunakan bius. Otak ternyata tidak mempunyai reseptor sakit. Sementara itu sakit kepala bukan karena adanya rangsangan terhadap reseptor sakit di otak, tapi di selaput otak, yang disebut durameter, yang dipenuhi dengan reseptor rasa sakit, dan durameter inilah yang merasakan sakit pada saat kita pusing.

Berapa Persen Otak yang Digunakan?
Anggapan kita hanya menggunakan 10% otak sama sekali tidak benar. Berbagai teknik penjejakan otak menunjukkan bahwa sebagian besar otak tidak hanya diam. Berbagai aktifitas rumit yang ada akan menggunakan sebagian besar otak ini. Dengan mengamati efek trauma kepala, diperlihatkan juga bahwa tidak ada area dalam otak yang dapat menderita kerusakan tanpa adanya efek. Kerusakan sekecil apapun, efeknya akan besar, jadi dengan kata lain, sebenarnya kita menggunakan sebagian besar otak kita, bahkan mungkin semuanya.

Sel Otak Beregenerasi
Mitos yang berkembang selama beberapa abad terakhir menunjukkan bahwa sel otak tidak beregenerasi. Tapi, selama satu dekade belakangan, diketahui bahwa sel otak dapat dan bisa dibantu untuk memperbaiki diri sendiri

Berbagai Potensi Daya Pikir

Teori probabilitas kejadian
Probabilitas merupakan angka kemungkinan yang memiliki rentang nilai dari 0 – 1. Semakin probabilitas mendekati 1 maka dikatakan semakin mungkin sesuatu pasti terjadi. Begitu pula sebaliknya. Para ahli probabilitas membagi daerah kemungkinan dalam dua wilayah besar yaitu :

  1. Kurang dari 0.5 = tidak mungkin terjadi
  2. Di atas 0.5 = mungkin terjadi
  3. 0.5 = batas ambang antara tidak mungkin dan mungkin

Jadi, bisa dikatakan bahwa orang-orang yang “bermain” di wilayah probabilitas di atas 0.5 adalah orang-orang yang lebih mengandalkan logika. Sedangkan yang sebaliknya, adalah orang-orang yang lebih mengandalkan naluri. Bagaimana dengan yang “bermain” di wilayah batas ambang ? Ini barangkali yang dikatakan “orang bingung, ragu, dll”

Probabilitas di atas 0.5
Konon, manusia yang memiliki struktur otak kanan yang lebih besar dari otak kirinya, akan memiliki kemampuan logika yang (semestinya…) luar biasa. Artinya, kemampuan cara berpikirnya lebih banyak dipengaruhi oleh gejala-gejala alam yang bersifat logis dan pasti. Sedangkan gejala-gejala alam yang bersifat ketidakpastian, mungkin dan tidak mungkin, biasanya dinomor-duakan. Khususnya gejala-gejala yang bersifat kemungkinan, biasanya masih digunakan selama memiliki tingkat probabilitas yang mendekati kepastian (di atas 0.5).

Potensi positif dari wilayah ini :

  1. Cara berpikir yang logis, rasionalis, praktis, dengan didukung oleh data dan informasi yang (biasanya dan seharusnya) valid dan up to date.
  2. Lebih percaya diri dalam menghadapi hidup di dunia.
  3. Tidak gampang menyerah dalam menghadapi masalah.

Potensi negatif dari wilayah ini :

  1. Tidak mudah menerima hal-hal yang bersifat tidak logis, irrasional, non-praktis. Padahal pada kenyataannya di dunia ini hal-hal seperti di atas tidak dapat dihindari.
  2. Sikap percaya diri yang berlebihan dapat menimbulkan sifat sombong, arogan, ambisius.
  3. Kekuatan logika yang dijadikan pedoman, pada level tertentu akan menjadi “keyakinan”, “way of life”, atau bahkan “agama” baru bagi dirinya.
  4. Pada saat menghadapi masalah yang sarat dengan gejala-gejala irrasional dan tidak logis, biasanya akan menghadapi “pertarungan hebat” di dalam dirinya. Bila hal ini berlanjut pada level tertentu akan berakibat fatal bagi dirinya.

Probabilitas di bawah 0.5
Konon, manusia yang memiliki struktur otak kiri yang lebih besar dari otak kanannya, akan memiliki naluri yang (semestinya…) luar biasa. Artinya, kemampuan cara berpikirnya lebih banyak dipengaruhi oleh gejala-gejala alam yang bersifat irrasional dan ketidakpastian. Sedangkan gejala-gejala alam yang bersifat logis dan pasti, biasanya dinomor-duakan. Gejala-gejala alam yang bersifat logis dan pasti akan dianggap sesuatu yang tidak perlu dipikirkan (idealnya….), karena sudah pasti.

Potensi positif dari wilayah ini :

  1. Lebih menganggap hal biasa untuk gejala-gejala alam yang pasti. Artinya, tidak akan menjadi beban pikiran.
  2. Sikap percaya diri yang timbul biasanya dipicu oleh “keyakinan” akan “sesuatu”. Keyakinan di sini lebih diartikan pada “way of life” atau agama/kepercayaan.
  3. Setiap menghadapi masalah, selalu berpedoman pada adanya “kekuatan lain” yang akan selalu menyertainya.

Potensi negatif dari wilayah ini :

  1. Terlalu menggampangkan gejala-gejala yang bersifat logis dan pasti, dapat berakibat pada “malas berpikir”.
  2. Sikap percaya diri yang timbul dari “keyakinan” akan “sesuatu” yang tidak proporsional dapat mengakibatkan pola pikir yang selalu mengarah pada hal-hal yang bersifat klenik, mistik, dan sejenisnya.
  3. Bergantungnya diri pada hal-hal yang irrasional yang berlebihan dapat menyebabkan pola pikir yang mengarah ke hal-hal yang bersifat prasangka (dugaan semata). Apalagi yang mengarah pada prasangka buruk.

Batas ambang 0.5
Orang-orang yang berada pada batas ambang ini sudah pasti tidak memiliki satupun potensi kebaikan. Segala hal selalu ditimbang dan dipikirkan dalam wilayah yang “mengambang”.

Wilayah Optimal
Orang-orang yang mampu berada pada seluruh rentang daerah probabilitas seperti di atas adalah orang-orang yang telah berhasil mengoptimalkan“daya pikir”-nya.

Beberapa kemampuan yang timbul dari wilayah optimal (yang menurut orang biasa adalah tidak lazim) adalah sebagai berikut :

  1. Hipnotist. Yaitu orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Pembangkitan potensi otak kanan yang di “rangsang” oleh potensi otak kiri dalam skala prosentasi tertentu akan mampu menimbulkan energi di sekitar otak yang pada saat-saat tertentu dapat dipancarkan melalui mata atau dahi pada target yang akan dipengaruhi.
  2. Magnetist. Yaitu orang yang mampu mempengaruhi orang lain melalui media sentuhan kulit. Seperti pada no. 1), bila energi yang terbangkitkan di otak, dengan disertai pembangkitan sumber energi lain pada tubuh, yang kemudian ditransfer melalui pori-pori kulit dengan media “bioplasmik” maka akan mampu mempengaruhi bahkan “memanipulasi” keadaan orang lain.
  3. Telepathist. Yaitu orang yang mampu mempengaruhi orang lain secara jarak jauh. Seperti pada no. 1). dan no. 2), bila energi yang terbangkitkan cukup besar maka tidak menutup kemungkinan untuk melakukan transfer energi melalui udara alam sekitar. Biasanya, telepathist telah mampu membangkitkan wilayah potensi energi yang disebut dengan “daya cipta”. Wilayah energi daya cipta inilah yang bila tersalah dalam membangkitkan dan menggunakannya akan menjadi potensi energi prasangka.
  4. Tele-kinesyst. Yaitu orang yang mampu menggerakkan sesuatu secara jarak jauh. Seperti pada no. 3), bila wilayah potensi energi daya cipta telah mampu dibangkitkan pada level tertentu maka bukan tidak mungkin seseorang akan mampu menggerakkan sesuatu dari jarak jauh. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari pada saat terjadi kebakaran bisa saja seseorang mampu mengangkat kulkas sendirian.Hal ini oleh karena kondisi kritis yang memaksa dirinya membangkitkan wilayah potensi energi daya cipta untuk “bisa” mengangkat kulkas. Memang sepertinya kulkas disentuh tangan. Padahal sesungguhnya energi daya cipta yang keluar dari dirinya melalui seluruh tubuhnyalah yang “mengangkat” kulkas tersebut.
  5. Illusionist. Yaitu orang yang mampu menciptakan ilusi/tipuan mata pada orang lain. Sesungguhnya illusionist adalah pengembangan dari kemampuan seperti yang telah diuraikan di atas, dengan skala prosentasi penggunaan wilayah potensi energi yang berbeda.
  6. Mentalist. Yaitu orang mampu menggunakan kekuatan mental/jiwa-nya untuk melakukan sesuatu yang menurut orang lain tidak lazim. Dalam hal ini orang dimaksud telah mampu menyeimbangkan kekuatan naluri dan logikanya pada level tertentu.
  7. Supra-naturalist. Yaitu orang mampu melakukan hal-hal irrasional bagi orang awam. Orang seperti ini sesungguhnya telah mengkhususkan dirinya untuk membangkitkan kekuatan nalurinya pada level yang tertentu hingga mampu menembus dinding pembatas antara dunia rasional dan dunia irrasional.
  8. Multi-dimentionalist. Istilah ini jarang sekali dipakai. Yaitu orang yang telah mengoptimalkan dirinya hingga mampu berdiri di ruang multi-dimensi dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, kemampuan ini hanya dimiliki oleh tokoh-tokoh suci agama.

Catatan kecil
Terkadang, antar potensi di atas dapat bercampur secara acak pada satu orang, tergantung bagaimana orang tersebut mengembangkan dirinya.

Banyak orang di dunia ini tidak menyadari potensi dirinya, sehingga di kesehariannya bisa saja dia dapat berlaku menjadi salah satu dari tujuh jenis wilayah optimal di atas, walau sesaat, jarang, ataupun terjadi secara berkala.
Maka bodohlah diri sendiri bila terkecoh pada fenomena yang ditampakkan dengan sengaja oleh orang-orang yang berkemampuan seperti di atas.

Sumber :

Hiu Purba Ditemukan di Jepang



Seekor ikan hiu purba langka yang biasanya hidup di laut dalam berhasil ditangkap hidup-hidup dilepas pantai Jepang (21/1).

Hiu betina jenis Chlamydoselachus Anguineus itu memiliki panjang 1,6 meter dengan 25 baris gigi tajam dan biasanya hidup di kedalaman 600-1000 meter di bawah permukaan laut.

Hiu itu ditangkap oleh staf dari Awashima Marine Park di Shizuoka, di selatan Tokyo, Jepang setelah seorang nelayan dari pelabuhan di dekat taman laut itu melaporkan bahwa ia melihat seekor belut raksasa dengan mulut bergigi tajam. Para ahli dari taman laut itu menduga hiu itu sedang sakit sehingga berenang naik ke permukaan laut.

Chlamydoselachus Anguineus sering juga dijuluki sebagai ‘fosil hidup’ karena merupakan spesies primitif yang memiliki banyak persamaan dengan fosil-fosil hiu dari 350 juta tahun lalu.

Hiu jenis ini pernah juga ditemukan terjerat di jaring kapal penangkap ikan di perairan Atlantik dan Pasifik, namun tidak pernah ada yang ditemukan hidup-hidup.

Hiu langka tersebut mati beberapa jam setelah dipindahkan ke kolam air asin, namun staf taman laut berhasil mengabadikannya melalui foto dan rekaman video.

Sumber : http://globalholic.blogspot.com/2009/03/hiu-purba-ditemukan-di-jepang.html

Wednesday, April 22, 2009

Gletser Mencair, Muncul Telaga Cinta

SPITSBERGEN - Pulau Spitsbergen memang bukan simbol keromantisan. Namun, alam memilih pulau terbesar yang berada dalam kepulauan Svalbard itu sebagai tempat ”lahirnya” telaga berbentuk hati, yang tercipta akibat perubahan cuaca dunia.

”Bentuk hati adalah sesuatu yang aneh,” kata Dr Bryn Hubbard dari Universitas Aberystwyth seperti dilansir Daily Mail kemarin (21/4).

”Danau cinta” itu diperkirakan muncul akibat pemanasan global yang menyebabkan mencairnya gletser. Beberapa blok es terjebak ketika longsor di kawasan tersebut yang menciptakan lubang seluas 120 kaki dan 90 kaki. Lubang itulah yang kemudian diisi air hujan dan salju mencair hingga akhirnya menjadi sebuah danau.

Pemandangan tak lazim di tempat yang berada 620 mil dari Kutub Utara itu diabadikan fotografer asal Prancis Bruno Mazodier.

sumber : JPPN.COM

10 Orang Hebat yang Meninggal Dengan Cara Konyol

1. Aeschylus
Seniman Jaman Yunani Kuno Yang meninggal Karena Kura-kura tahun 500 SM, ketika seekor burung elang menjatuhkan kura-kura tepat menimpa kepalanya yang botak, dikirain batu ternya kepala Aeschylus yang botak, ia pun tewas seketika.

2. Attila the Hun
Ia adalah seorang yang paling ditakuti kekaisaran Romawi 464 - 453 M. Pada malam pernikahannya, ia mabuk sehingga dia tidak menyadari bahwa hidungnya mengalami pendaharaan hebat. Ditemukan oleh istrinya sendiri keesokan paginya dalam keadaan tak bernyawa dengan darah mengalir dimana-mana.

3. Sir Francis Bacon
Untuk melihat apakah salju dapat mengawetkan daging, pada abad ke-17 filsuf / negarawan / ilmuwan membunuh ayam dan kemudian menghabiskan beberapa jam untuk mencoba hal baru dengan salju untuk menimbun bangkai ayam tersebut. Ketika selesai menimbun tumpukan bangkai tersebut dengan salju, ia kemudian menderita Pneumonia akibat kedinginan dan meninggal hari itu juga

4. Tycho Brahe
Denmark abad 16., ia dianggap aneh ketika akan meninggalkan meja perjamuan makan sebelum berakhir, padahal ia kebelet akan buang air kencing dan orang-orang dalam perjamuan makan tersebut kemudian mencegahnya. Apa boleh buat ia kemudian menahannya. Akibat dari hal tersebut ia kemudian sakit sebelum akhirnya sebelas hari kemudian ia tewas dan dari hasil penyelidikan 400 tahun kemudian dinyatakan ia keracunan mercury chlorida yang terdapat dalam kandung kemihnya kemudian menjalar keseluruh tubuhnya.

5. Jim Fixx
Pengarang 70 buku best seller terbaik The Complete Book of Running Touted : berjalan dan diet yang sehat sebagai kunci untuk usia lanjut. Dia meninggal karena serangan jantung saat jogging.

6. Holy Roman Emperor Frederick I
Setelah melalui padang gurun di Tanah Suci yang panas dan dalam baju baja yang berat, Kaisar Romawi abad ke-12 Frederick sangat senang sekali dia telah sampai ke Sungai Saleph, ia melompat ke dalam sungai tersebut untuk memuaskan rasa kehausannya. Sayangnya, dia lupa untuk melepaskan baju bajanya yang berat dan karena hal tersebut ia kemudian tenggelam kedasar sungai tersebut.

7. Jean Baptiste Lully
seorang musisi dan konduktor abad ke 17, Selama latihan ketika menyelesaikan karya terakhirnya, saking gembiranya tanpa sengaja dia menusukkan konduktor kayu kedalam kaki kanannya. Akibatnya, Lully kemudian meninggal dari keracunan darah.

8. Pope Johann XII


Hanya berumur 18 tahun ketika ia tewas tahun 963 M, oleh pintu bergagang mutiara yang dibantingkan oleh tunangannya hingga tewas.

9. Jerome Irving Rodale
Penemu makanan organik dan penerbit koran Rodale ketika ia diwawancarai sebuah stasiun televisi dalam acara Dick Cavett pada tahun 1971 bahwa ia akan hidup hingga umur 100 tahun. Sesaat kemudian, Rodale 72 tahun tewas terjungkal dari kursi akibat serangan jantung di acara tersebut, alhasil wawancara tersebut pun tidak pernah disiarkan.

10. Tennessee Williams
Tahun 1983 Tahun penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan berakibat fatal bagi seorang aktor Tennessee Williams, ia tewas karena tutup aspirin yang tertelan tahun 1983.

sumber

Mengorek Asal-usul Bahasa Indonesia

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tanggal bersejarah bagi bahasa Indonesia yang saat itu diresmikan menjadi bahasa negara dan menjadi bahasa persatuan dari sekian ratus bahasa daerah.

Namun seperti apakah yang dinamakan bahasa Indonesia itu?
Orang mengenalnya sebagai bahasa Melayu yang dimodifikasi, lalu dicampur dengan bahasa-bahasa serapan dari berbagai daerah dan dari bahasa asing, kemudian dibakukan.

Dari manakah asal-usul bahasa Melayu itu?
Apakah bahasa itu hanya dituturkan oleh etnis Melayu sejak berabad-abad lalu?
Padahal etnis Melayu sendiri hanya sebagian kecil saja dari ratusan etnis di nusantara?

Arkeolog Harry Truman Simanjuntak mengatakan, bahasa Melayu dan ratusan bahasa daerah lainnya di nusantara sebenarnya berakar dari bahasa Austronesia yang mulai muncul sekitar 6.000-10.000 tahun lalu.

Penyebaran penutur bahasa Austronesia, ujar Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) itu, merupakan fenomena besar dalam sejarah umat manusia karena sebagai suatu rumpun bahasa, Austronesia merupakan yang terbesar di dunia, meliputi 1.200 bahasa dan dituturkan oleh hampir 300 juta populasi.

Masyarakat penuturnya tersebar luas di wilayah sepanjang 15 ribu km meliputi lebih dari separuh bola bumi, yaitu dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di ujung timur, dari Taiwan-Mikronesia di utara hingga Selandia Baru di selatan.


"Out of Taiwan"

Mengenai asal-usul penutur Austronesia, Harry mengatakan, ada beberapa hipotesa. Yang paling umum adalah hipotesa bahwa asal leluhur penutur Austronesia adalah Formosa (Taiwan) atau model "Out of Taiwan".

Arkeolog lainnya Daud A Tanudirjo menyebutkan, Robert Blust adalah pakar linguistik yang paling lantang menyuarakan pendapat bahwa asal-usul penutur Austronesia adalah Taiwan.

Sejak 1970-an Blust telah mencoba merekonstruksi silsilah dan pengelompokan bahasa-bahasa dari rumpun Austronesia misalnya kosakata protobahasa Austronesia yang berkaitan dengan flora dan fauna serta gejala alam lain, kata Daud.

"Ia juga menawarkan rekonstruksi pohon kekerabatan rumpun bahasa Austronesia dan perkiraan waktu pencabangannya mulai dari Proto-Austronesia hingga Proto-Oseania," katanya.

Para leluhur ini, diungkapkan Daud, awalnya berasal dari Cina Selatan yang bermigrasi ke Taiwan pada 5.000-4.000 SM, namun akar bahasa Austronesia baru muncul beberapa abad kemudian di Taiwan.

Kosakata yang dapat direkonstruksi dari bahasa awal Austronesia yang dapat dilacak antara lain :
rumah tinggal,
busur,
memanah,
tali,
jarum,
tenun,
mabuk,
berburu,
kano,
babi,
anjing,
beras,
batu giling,
kebun,
tebu,
gabah,
nasi,
menampi,
jerami,
hingga mengasap.

Para petani purba di Taiwan ini berkembang cepat dan lalu terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang hidup terpisah dan bahasanya menjadi berbeda-beda dengan setidaknya kini ada sembilan bahasa yang teridentifikasi sebagai bahasa formosa.


Bermigrasi

Migrasi leluhur dari Taiwan ke Filipina mulai terjadi pada 4.500-3.000 SM. Leluhur ini adalah salah satu dari kelompok yang memisahkan diri. Mereka bermigrasi ke selatan menuju Kepulauan Filipina bagian utara yang kemudian memunculkan cabang bahasa baru yakni Proto-Malayo-Polinesia (PMP).

Tahap berikutnya, ujar Daud, terjadi pada 3.500-2.000 SM di mana masyarakat penutur bahasa PMP yang awalnya tinggal di Filipina Utara mulai bermigrasi ke selatan melalui Filipina Selatan menuju Kalimantan dan Sulawesi serta ke arah tenggara menuju Maluku Utara.

Proses migrasi ini membuat bahasa PMP bercabang menjadi bahasa Proto Malayo Polinesia Barat (PWMP) di kepulauan Indonesia bagian barat dan Proto Malayo Polinesia Tengah-Timur (PCEMP) yang berpusat di Maluku Utara.

"Rupanya ketika bermigrasi ke arah tenggara penanaman padi mulai ditinggalkan karena tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka mulai memanfaatkan tanaman keladi dan umbi-umbian lain serta buah-buahan," katanya.

Namun pada 3.000-2.000 SM leluhur yang ada di Maluku Utara bermigrasi ke selatan dan timur. Hanya dalam waktu singkat migrasi dari Maluku Utara mencapai Nusa Tenggara sekitar 2.000 SM yang kemudian memunculkan bahasa Proto Malayo Polinesia Tengah (PCMP).

Demikian pula migrasi ke timur yang mencapai pantai utara Papua Barat dan melahirkan bahasa-bahasa Proto Malayo-Polinesia Timur (PEMP).

Migrasi dari Papua Utara ke barat terjadi pada 2.500 SM dan ke timur pada 2.000-1.500 SM, di mana penutur PEMP di wilayah pantai barat Papua Barat melakukan migrasi arus balik menuju Halmahera Selatan, Kepulauan Raja Ampat, dan pantai barat Papua Barat yang kemudian muncul bahasa yang dikelompokkan sebagai Halmahera Selatan-Papua Nugini Barat (SHWNG).

Setelah itu kelompok lain dari penutur PEMP bermigrasi ke Oseania dan mencapai kepulauan Bismarck di Melanesia sekitar 1.500 SM dan memunculkan bahasa Proto Oseania.

"Sedangkan di Kepulauan Indonesia di bagian barat, setelah sempat menghuni Kalimantan dan Sulawesi, pada 3.000-2.000 SM, para penutur PWMP bergerak ke selatan, bermigrasi ke Jawa dan Sumatera," katanya.

Penutur PWMP yang asalnya dari Kalimantan dan Sulawesi itu lalu bermigrasi lagi ke utara antara lain ke Vietnam pada 500 SM dan Semenanjung Malaka, ujarnya.

Menjelang awal tahun Masehi, penutur bahasa PWMP juga menyebar lagi ke Kalimantan sampai ke Madagaskar, tambah Daud.

Bentuk rumpun bahasa Austronesia ini lebih menyerupai garu daripada bentuk pohon. Karena semua proto-bahasa dalam kelompok ini, dari Proto Malayo Polynesia hingga Proto Oseania menunjukkan kesamaan kognat yang tinggi, yaitu lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata, katanya.

Dengan demikian, kata Harry Truman, hampir seluruh kawasan nusantara bahkan sampai ke kawasan negeri-negeri tetangga dan masyarakat kepulauan Pasifik dan Madagaskar menuturkan bahasa yang asal-muasalnya merupakan bahasa Austronesia.

"Kecuali masyarakat yang ada di pedalaman Papua dan pedalaman pulau Timor yang bahasanya lebih mirip dengan bahasa pedalaman Australia," katanya.

Bahasa Indonesia sekarang ini, kata Harry lagi, sudah sangat kompleks karena penuturnya tidak hanya hidup dengan sukunya masing-masing dan beradaptasi dengan rumpun bahasa dunia lainnya seperti dari India, Arab, Portugis, Belanda dan Inggris

sumber

Oeang Repoeblik Indonesia

Oeang Repoeblik Indonesia atau ORI adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama Negara merdeka. ORI resmi beredar pada tanggal 30 Oktober 1946.

Seri ORI I (1945):


















Seri ORI II (1947):







Seri ORI III (1947):
















Seri ORI IV (1948):












Seri ORI Baru (1949):






















Uang Logam:















































Sumber : forum

( Cek dulu ah, di rumah masih punya yg mana yah??.. ;) )